Banyak penelitian menyebutkan, musik berhubungan erat dengan perkembangan otak balita. Musik klasik, misalnya, diyakini memiliki vibrasi yang mampu merangsang sel otak balita menjadi lebih aktif. Sejumlah penelitian di Universitas California Amereka Serikat menyebutkan, ana-anak yang belajar piano pada usia 4-5 tahun memiliki kemampuan abstraksi yang kuat. Kemampuan ini dibutuhkan saat si anak belajar matematika dan ilmu pengetahuan alam. Lebih lanjut penelitian itu juga menemukan, kemampuan abstraksi kelompok anak tersebut lebih tinggi daripada kelompok anak berumur sama yang kursus komputer.
Musik merupakan hal yang mudah direspons anak usia dini. Jika diperhatikan, anak-anak usia balita, bahkan bayi, mudah tertarik dengan musik. Mereka otomatis merespons suara yang masuk ke pendengaran dengan gerakan tubuh dan tangan. Bahkan sejak di rahim, janin sudah merespons musik. Meski hal itu bukan berarti penanda kecerdasan sebelum lahir, namun secara umum musik membantu anak mengembangkan kecerdasan kinestetik, emosi dan kognitif (kemampuan anak berpikir runut secara logika)
Selain mengembangkan kecedasan kognitif, musik juga membantu kreativitas berpikir. Plus, bisa melatih kepekaan musik. Anak yang peka musik berarti mampu mengenali tinggi rendah nada, ritme, tempo lagu, warna bunyi serta dinamika lagu. Jadi, tidak ada salahnya jika Anda segera mengenalkan anak dengan musik sedini mungkin.
Anak usia balita sudah bisa didaftarkan kursus musik. Namun Anda harus ingat, tepiskan jauh-jauh keinginan mencetak pianis cilik secerdas Mozart yang mampu membuat komposisi lagu pada usia 9 tahun. Mengenalkan anak kepada musik sebaiknya diawali dengan niat baik demi perkembangan otak balita. Tentu saja, musik bukan satu-satunya.
Karena itu, ajak si anak ke tempat kursus musik yang cukup nyaman. Jangan ragu untuk memanfaatkan kesempatan percobaan kursus musik. Tidak selalu piano, kok. Anda bisa membebaskan si kecil berlatih drum, bahkan mencoba memetik gitar! Cermati respons si anak. tempat kursus musik yang mahal tidak jadi jaminan. Yang penting, anak Anda nyaman dan bahagia dengan tempat les musiknya. Perlu dicermati juga bagaimana gaya guru musiknya mengajar. Apakah ia menggunakan pendekatan yang tepat untuk menangani anak-anak usia dini yang baru mengenal musik? Sesekali, anak akan bosan. Kalau begitu, jangan langsung dimarahi ya. Bisa jadi suasana tempat kursus yang tidak menyenangkan lagi.
Anak-anak memang tidak harus kursus musik. Asalkan fasilitas di rumah memadai dan Anda punya gaya hidup disiplin tinggi, silahkan saja bereksplorasi. Mengingat pentingnya musik bagi perkembangan otak balita, tak ada salahnya investasi waktu, tenaga dan biaya untuk mengenalkan musik pada anak tercinta.
Anak usia dini biasanya suka dengan sesuatu yang lembut.....................
Musik klasik sangat cocok intuk Balita dan anak-anak usia dini.........