Bobby Willem Tutupoly (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 13 November 1939) adalah seorang
artis Indonesia. Ia mulai rekaman di Jakarta pada tahun 1965 bersama
Pattie Bersaudara. Selanjutnya, ia dikenal dengan lagu-lagu "Lidah Tak Bertulang", "Tiada Maaf Bagimu", "Tinggi Gunung Seribu Janji", dan lain-lain.Ia Pernah bergabung dengan
Bill Saragih di band
The Jazz Riders pada 1960.
Pada 1969 ia pergi ke Amerika Serikat dan memimpin sebuah restoran milik Pertamina di kota New York. Setelah kembali ke Indonesia pada 1977, ia menghasilkan lagu"Widuri" yang menjadi terkenal. Ia juga memandu acara kuis di
TVRI.
Masa kecil Bob Tutupoly
Bob Tutupoly adalah anak kedua dari lima bersaudara, pasangan Adolf Laurens Tutupoly dan Elisabeth Wilhemmina Henket-Sahusilawane. Beliau dilahirkan di RS William Booth, Jalan Diponegoro,
Surabaya pada tanggal 13 November 1939. Bob memiliki seorang kakak yang bernama Christian Jacobus Tutupoly dan tiga orang adik yang bernama Alexander Bartjes Tutupoly, Hendrika Laurensia Tutupoly, dan Adolf Tutupoly Jr.
(meninggal pada tahun 1947, saat perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Yogyakarta). Ayahnya telah berdinas di Angkatan Laut sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia dan terus membela
TNI ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya. Bob dan keluarganya sempat berpindah ke
Yogyakarta yang kala itu menjadi ibukota RI, sebelum akhirnya kembali ke Surabaya pada tahun 1953 dan memasuki bangku Sekolah Dasar di
SD Pasar Turi. Sejak kecil, Bob dan keempat saudaranya dididik dengan disiplin militer oleh sang ayah. Bakat seni Bob memang diwariskan dari kedua orang tuanya, ayahnya adalah pemain suling dan ibunya merupakan penyanyi di
Gereja. Bob Tutupoly melanjutnya pendidikannya di
SMP Kristen Embong Wungu, Surabaya dan
SMA Katolik St. Louis, Surabaya. Beliau sempat menuntut ilmu di Perguruan Tinggi Ekonomi Surabaya (Cikal bakal
FE Universitas Airlangga) dan Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, Bandung namun kedua terhenti di tengah jalan.
Karier Dan Album Bob Tutupoly
Kegemaran Bob Tutupoly akan dunia tarik suara telah ditunjukkannya sejak kecil dan beliau mulai bernyanyi untuk mendapatkan uang jajan tambahan di masa remajanya. Saat duduk di bangku SMA, Bob diajak bergabung dalam
Kwartet Jazz di
RRI Surabaya oleh Didi Pattirane. Bersama Didi Patirane, Bob juga merekam lagu-lagu daerah
Maluku, seperti Mande-mande, Sulie, dan Donci Bagici. Rekaman tersebut difasilitasi oleh perusahaan rekaman milik negara, Lokananta. Pada masa-masa itu, Bob juga diminta bergabung dengan
Chen Brohers (Bubi Chen, Nico, Jopie Chen, dan Frans) untuk mengisi acara dansa kalangan atas. Bob Tutupoly pernah tergabung di dalam Band Bhinneka Ria bersama dengan
Bubi Chen, Loudy Item, Award Seweileh, Marius Diaz, Hasan Alamudin, dan Yusmin. Band ini berhasil menjuarai
festival band di Surabaya dan festival Band se-Jawa di Jakarta. Band Bhinneka Ria sempat bermain bersama Trio Los Pancos dan merekam lagu Oto Bemo, Kopral Jono, dll. bersama dengan
Jack Lesmana pada tahun 1960. Ketika berkuliah di Bandung, Bob tergabung dalam grup
Cresendo pimpinan
Yongki Nusantara yang sering tampil di hotel, seperti
Hotel Homman dan
Bumi Sangkuriang serta beberapa
klub malam kota Bandung. Pada tahun 1963, band
The Riders meminta dirinya menggantikan vokalis mereka saat itu, Bill Saragih, yang bekerja di Thailand. Bersama The Riders, Bob dapat tampil di
Nirwana Super Club, Hotel Indonesia sebanyak 15 kali dalam sebulan. Bob tidak hanya sering tampil di
Hotel Indonesia, tetapi juga di TVRI dan tempat-tempat lain yang mengundangnya. Enteng Tanamal, pemimpin Band Panca Nada, mengajak Bob untuk merekam lagu-lagu Natal bersama Pattie bersaudara di Remaco. Selanjutnya, Bob pun mulai merekam berbagai lagu seperti
Gunung Seribu Janji, Tak Mungkin Kulupa, Tiada Maaf Bagimu, dan Batu Nisan. Beliau tidak hanya tampil di dalam negeri tetapi juga di
Malaysia, Singapura, dan
Hongkong. Pada tahun 1966-1969, beliau meraih predikat sebagai Penyanyi Kesayangan Siaran
ABRI. Selain itu, beliau juga dianugrahi
golden records (piringan emas) karena hasil penjualan piringan hitamnya laku di pasaran. Pada tahun 1969, Bob Tutupoly pindah ke
Amerika Serikat atas tawaran dari grup Venturas (grup yang berisi orang Indonesia dan bermarkas di
Los Angeles) yang berjanji akan mencarikan produser dan melakukan rekaman di negara tersebut. Sayangnya kedua hal tersebut tidak terwujud dan Bob malah bekerja paruh waktu di Yamaha Buena Park dan bergabung dengan The Midnighters untuk bernyanyi di
San Fransisco dan
Los Angeles. Bob pun akhirnya berpindah ke
Las Vegas untuk bernyanyi di klub malam dan
kasino-kasino yang ada di sana. Di sana, beliau sempat merekam beberapa lagu seperti Hello LA dan Bye-Bye Birmingham yang tidak diedarkan. Di kota ini pula, beliau bertemu dengan Haryono, Direktur Utama Pelita (anak perusahaan Pertamina) yang memberikan kesempatan kepadanya untuk menjadi public relation dan penyanyi di
Restoran Ramayana. Restoran itu merupakan restoran Indonesia yang didirika oleh Pertamina di
New York dan berfungsi sebagai agen promosi
wisata Indonesia. Bob pun pernah menduduki jabatan sebagai pemimpin restoran tersebut hingga akhirnya pada tahu 1976, beliau kembali ke Indonesia dan merekam lagu
Widuri ciptaan
Slamet Aryadi. Pada tahun 1978, Bob dan Grace Simon terpilih untuk menjadi wakil Indonesia dalam pertukaran artis ASEAN.[5] Beliau juga menjadi pemenang pertama dalam Festival Lagu Populer 1980 dan mewakili Indonesia dalam Festival Internasional di Budakan Hall, Jepang. Beberapa album yang telah direkam oleh Bob adalah
The Best Song Of Bob Tutupoly Widuri
Album Nostalgia 2
Album Cinta Nostalgia 2
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol 6 "Kerinduan"
Pembawa acara
Sejak masih muda, Bob Tutupoly telah dikenal melalui berbagai acara yang dipandunya seperti kuis Pesona 13 (selama 1,5 tahun), Silih berganti (selama 2 tahun), dan Ragam pesona (selama 5 tahun). Selebritis Indonesia yang pernah menjadi tamu di acara-acara Bob adalah
Benyamin Sueb, Chintami Atmanagara, Henny Purwonegoro, Meriam Bellina, Iis Sugianto, Neno Warisman, dan lain-lain. Di usianya yang tidak lagi muda, Bob sempat membawakan acara
Tembang Kenangan di
Indosiar selama beberapa tahun
Filmografi Bob Tutupoly
Selain berkarya di bidang tarik suara, Bob Tutupoly juga pernah bermain di beberapa film Indonesia. Beberapa film yang pernah dibintangi Bob Tutupoly adalah Gli Innamorati
Della Becak (Kisah Cinta si Tukang Becak) (1958), Penasaran (1977), dan Sebelah Mata (2008). Gli Innamorati Della Becak adalah sebuah film yang digarap oleh orang
Italia dan di film ini, Bob berakting bersama
Indriati Iskak dan
The Baby Dolls (Baby Huwae, Gaby Mambo, dan Lintje Tambayong atau lebih dikenal sebagai
Rima Melati).
Kegiatan lain
Di samping aktif bernyanyi, Bob Tutupoly juga sering menjadi duta budaya yang bertugas membawa
kesenian Indonesia di pentas
Asia bahkan
internasional. Bob juga pernah membawa rombongan kesenian
Maluku "Siswa Lima" pergi pentas ke beberapa kota di
Belanda pada tahun 1985 dan 1988. Beliau sering berolahraga dengan bermain golf, bola voli, basket, dan bulu tangkis. Bob Tutupoly juga pernah mendirikan usaha bernama PT Widuri Utama dan Widuri Promotion, serta memiliki kerjasama dengan
Depertemen Transmigrasi dan
Departemen Kehutanan. Seorang Bob Tutupoly juga pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Umum Keluarga Besar Organisasi Sosial Keagamaan Anak-Anak Negeri. Bersama dengan
Bubi Chen, Enteng Tanamal, Bob Tutupoli, John Reny Rehatta, Christ Manusama dan Zeth Lekatompessy, Bob Tutupoly pernah meraih penghargaan
Ambon Jazz Plus atas dedikasinya memajajukan musik tanah air, terutama
Maluku.
Keluarga Bob Tutupoly
Ketika menjabat sebagai public relation di Restoran Ramayana (NY), Bob berkenalan dengan seorang penari Indonesia bernama
Rosmayasuti Nasution (Yosie) yang sedang tampil di tempat tersebut. Bob Tutupoly melamar istrinya pada tahun 1972. Istrinya tersebut merupakan None Jakarta 1972. Pada tanggal 15 April 1977, Bob dan Yosie resmi menjadi
suami-istri di hadapan petugas catatan sipil. Pernikahan tersebut dihadiri oleh
Adnan Buyung Nasution sebagai saksi atas keluarga Yosie dan
Leo Lopusila sebagai saksi dari pihak Bob. Sebelumnya mereka berdua harus menjalani persidangan selama sembilan bulan dikarenakan perbedaan keyakinan yang mereka anut. Putri semata wayang mereka lahir di Jakarta pada tanggal 29 Januari 1978 dan diberi nama Sasha Karina Tutupoly.
Referensi Dari Berbagai Sumber
FRANS SARTONO, "Bob Tutupoly, Setengah Abad Bernyanyi", Kompas Gramedia, 7 November 2009.
Edy Suherli (THN XII/ EDISI 596 / 27 Januari - 2 Februari), "Bob Tutupoly", C&R: 6
Edy Suherli (THN XII/ EDISI 597 / 3-9 Februari), "Bob Tutupoly", C&R: 6
Edy Suherli (THN XII/ EDISI 598 / 10-16 Februari), "Bob Tutupoly", C&R: 6
Edy Suherli (THN XII/ EDISI 599/ 17-23 Februari), "Bob Tutupoly", C&R: 6