Trio Rock Star Superkid, Dedie Stanzah, Deddy Dorres dan Jelly Tobing yang pernah nge-hits pada era tahun 70-an kini muncul kembali. Drummer kawakan Jelly Tobing bersama Deddy Dorres menggaet putranya Rijasa Ikmal, drummer The Rock Indonesia menjadi personil band Superkid versi baru.
Denny Sabri, wartawan majalah Aktuil, sepulangnya dari markasnya di Amerika sangat terobsesi untuk membentuk group band dengan citra seperti Cream hingga Grand Funk Railroad maka dia mengajak Deddy Dores yang baru saja hengkang dari Giant Step bersama Deddy Sutansyah yang kemudian merubah namanya menjadi Deddy Stanzah mantan pemain bass Rollies, Giant Step dan God Bless serta Jelly Tobing mantan drummer C’Blues dan Menstril’s yang urung menggantikan posisi Teddy Sujaya sebagai drummer di God Bless membentuk ini Superkid (dengan simbol yang keluar dari idenya Deddy Stanzah berupa kedua belah tangan yang disilang dan selalu di tampilkan hampir pada setiap kali mereka menyanyikan lagu sixty years on) sebuah nama yang diusulkan oleh teman Denny Sabri asal Amerika. Maka dengan Denny Sabri sebagai dokter bedah dan manajernya. bahkan saking kesengsemnya Denny untuk membesarkan group binaannya itu, dalam salah satu promosi konser Superkid dia sampai memakai judul album Grand Funk Railroad “ All The Girls in The World Beware !”
Publikasi Yang Professional
Karena didukung oleh Aktuil secara terang-terangan disetiap terbitannya akan sepak terjang para pemain Superkid maka ini memancing rasa penasaran pada siapa saja yang membacanya termasuk para promoter musik di Tanah Air bahkan dalam tour promo mereka di Surabaya di spanduknya tertulis “Superkid, Supergroup Nasional No1”,. Sebelum mereka go public mereka memang telah melakukan warming up dengan menjadi bintang tamu pada konser Nydia Sister(yang konon telah menimba ilmu di luar negeri dan diasosiasikan sebagai ABBA-nya Indoneisa) di Bandung pada tanggal 23 dan 24 April 1976 kemudian berlanjut pada tanggal 5 Mei 1976 saat mengisi acara Mahasiswa Teknik Industri ITB. maka dalam waktu singkat kugiran yang digawangi oleh Duo Deddy ini mendulang sukses yang luar biasa kalau tidak mau dikatakan sangat fenomenal. Demam Superkid terjadi dimana-mana terutama para penggemar musik rock di Jawa Barat mulai dari Bandung hingga pelosok-pelosok desa demam Superkid, ini semua berkat strategi promosi dan publikasi yang sangat profesional dari Denny Sabri dengan majalah Aktuilnya.
Histeria
Wartawan Sondang Napitupulu almarhum karena saking salutnya pada Jelly Tobing dalam menggebuk drum-nya ketika menyaksikan pagelaran Superkid Pertama di TIM pada lagu How (hingga stick drum-nya patah!)dia sampai berteriak
Deddy Dores in action
”Hidup Superkid!, Hidup Batak!” mungkin Sondang terusik oleh rasa kesukuannya dengan Jelly yang sama-sama karena Batak ! .
Memang tidak dapat disangkal setiap personil Superkid memiliki kemampuan diatas rata rata hingga pantas mereka disebut Superkid!, bebeberapa pengamat musik rock seperti Theodore KS,Martha Boerhan, Bens Leo, Daniel Alexy,Iphik Thanoyo, Sondang Napitupulu serta Robbani Bawi pernah menyaksikan kehebatan permainan Superkid hingga mereka memberikan predikat Top Drummer of The Year pada Jelly Tobing.Sedangkan Deddy Stanzah showmanship nya sangat mengagumkan dia dapat berkomunikasi pada penonton dengan menggunakan yel-yel bahasa Inggris yang sangat fasih belum lagi Deddy Dores yang sangat hidup stage act- nya baik waktu bermain guitar maupun keyboard apalagi dengan hadirnya Gito Rollies sebagai bintang tamu yang menyanyikan lagu Rock ‘n Rock Bird berduet dengan Deddy Stanzah membuat penonton menjadi histeris.
Atraksi yang menjadi trademark-nya Superkid adalah hampir disetiap pertunjukannya mereka memulai dengan menembakan dry ice ke drum set-nya Jelly Tobing disusul dengan tembakan lampu warna warni dari lighting system yang apik disertai dengan kepalan tangan yang disilangkan oleh Deddy Stanzah untuk menyapa penonton
Pada kurun waktu 1976-1977 merupakan era keemasan Superkid, dimana-mana para remaja di seantero Indonesia terkena wabah Superkid apalagi di Bandung dan Jawa Barat serta Jakarta. Mereka menjadi sangat penasaran untuk menyaksikan penampilan group garapannya Denny Sabri yang penuh dengan sensasi itu.
Keunggulan utama Superkid ini memang terletak pada gaya panggung Deddy Stanzah yang memikat disamping
accent Inggrisnya yang nyaris seperti bule belum lagi gaya main gitar Deddy Dores yang dalam aksinya kerap menghantam gitar yang dimainkannya ke
sound system hingga berantakan atau membanting-bantingnya hingga patah berkeping-keping belum lagi bila dia bersolo keyboard dimana Deddy menjungkir balikan keyboard dengan ganasnya model Keith Emerson hingga membuat penonton menjadi berteriak-teriak bahkan para gadis yang menonton menjerit-jerit histeris .
Sedangkan Jelly tidak kalah “gokil”nya di setiap show Superkid dia selalu meng hamtamkan stick drum-nya kederetan drum yang mengelilinginya sampai stick itu patah- patah bahkan drum yang dia mainkan tidak jarang sampai jebol !. Diantara kesuksesan ada pula nasib na’as yang dialami Trio rock Bandung ini seperti dalam pertunjukan yang dilakukan oleh Superkid dan SAS, dimana Superkid memperlihatkan demontrasi dengan kepulan asap putih. Selain itu group ini juga mendemostrasikan atraksi kembang api. Kemudian mereka mengajak penonton naik ke pentas untuk dance bersama. Dalam konser ini sempat terjadi kekacauan, Super Kid nyaris dilempari kayu dari potongan- potongan kursi yang rusak. Kekacauan ini timbul karena penonton di bagian belakang tidak dapat lagi melihat wajah-wajah pemain dari Super kid. Order manggung mereka nyaris tak terkalahkan dalam sejarah konser musik cadas di Indonesia saat itu, karena dalam satu bulan Superkid lebih dari 20 kali manggung diseluruh Tanah Air!. Suatu prestasi yang sangat luar biasa yang mungkin hingga saat ini tidak pernah ada satu group band-pun di Tanah Air yang dapat menyamakannya sekalipun God Bless, Rollies, SAS,
Giant Step atau AKA yang telah dikenal sebagai kampiun musik panggung.Mereka pernah sepanggung dengan SAS,God Bless, Giant Step ataupun Rollies dan Superkid memang pantas disejajarkan dengan mereka!.
Album-album Superkid yang yang banyak menggunakakan bahasa Inggris yaitu :
Trouble Maker dan Dezember Break. .Superkid memiliki lagu-lagu andalan yang sering mereka nyanyikan dipanggung antara lain: Trouble Maker, Sixty Years On, How, Blue Light City ,Futher In The Sea, I Saw Her Standing There, Southtern Woman, Foot Stomping Music,Come back To Me, My Iggy, Living On The Jet Plane, Just Once More, dll.
.
Ada pula suatu pertunjukan musik yang agak unik di Tasikmalaya dimana saat itu ada suatu kenduri pernikahan yang mana pengantin prianya menggemari God Bless dan Pengantin wanitanya menggemari Superkid maka jadilah mereka beraksi dalam satu panggung pada kenduri pernikahan itu.Pertunjukan disiang hari itu memang istimewa karena kedua band yang tampil merupakan dua super group yang sedang terkenal saat itu namun ada juga protes dari pembaca Aktuil yang berasal dari Jakarta yang mengatakan bahwa Aktuil berat sebelah dalam menilai pagelaran itu, Aktuil dianggapnya sebagai terlalu Bandung Sentris!. Namun menjelang akhir 1977 Superkid bubar!, karena Deddy tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaanya yang kurang baik sejak di Rollies dulu.Akhirnya Jelly dan Dores-pun memutuskan diri untuk tidak melanjutkan eksistensi band yang telah mengharumkan nama mereka itu.
Album Superkid
Superkid/Trouble Maker